Pada Ramadhan 2025 ini, Arab Saudi menyandang satu gelar baru, yaitu menjadi negara pertama yang memiliki masjid menggunakan teknologi printer 3D.
Masjid ini dibangun oleh seorang wanita yang juga pengusaha bernama Wajnat Abdulwahed. Pemberian nama masjid ini terinspirasi dari nama mendiang suami.
Mengutip dari Time Out Riyadh diketahui bahwa arsitektur yang digunakan untuk masjid ini terinspirasi dari warisan budaya arsitektur Hejaz, di pesisir Laut Merah yang disajikan dengan cara baru.
Bangunan Masjid yang dibangun di lahan seluas 5.600 meter persegi ini berlokasi di pinggiran Al-Jawhara, Jeddah. Pembangunannya menggunakan 4 mesin cetak atau printer 3D dari Cina dengan lama pengerjaan sekitar 6 bulan.
di pesisir Laut Merah. Arsitektur Hajez identik dengan penggunaan batu-batu pilihan dari endapan karang
Pembangunan Masjid Abdulaziz Abdullah Sharbatly merupakan bagian dari portofolio National Housing Co. dan dipamerkan di tengah pertemuan pejabat senior pemerintah dan pemimpin bisnis
Alasan Arab Saudi menggunakan printer 3D untuk membangun masjid ini adalah untuk mengurangi limbah konstruksi sesuai dengan Visi Saudi 2030
Bangunan dalam Masjid akan mendapatkan banyak cahaya alami yang masuk dari jendela karena banyak dindingnya yang dibuat transparan. Fasad Masjid ini berwarna putih dan memiliki 2 menara tinggi di kanan dan kiri pintu masuk.
Terdapat pula halaman terbuka yang terinspirasi oleh Hajar Ismail yang berada di samping Ka'bah, Masjidil Haram. Halaman terbuka ini juga diharapkan dapat menampung lebih banyak jamaah pada waktu salat Jumat dan tarawih di bulan Ramadhan.
Sementara itu, Arab Saudi berhasil mengalahkan Dubai sebagai negara pertama yang membangun Masjid menggunakan teknologi printer 3D. Nama Masjid di Dubai sendiri baru akan selesai pada kuartal pertama 2025 dengan luas lahan 2.000 meter persegi.